Suami Berbohong Masalah Keuangan
Ini Waktunya Mami untuk Membicarakan Soal Uang Bersama Papi tanpa Tuduhan
Bila Mami mulai menduga kalau suami Mami tidak setia secara finansial maka ini waktunya untuk memberi tahunya dengan penuh kasih dan kesabaran.
Sebaiknya, Mami tidak memulainya dengan tuduhan. Framework-nya seperti ini: “Pa, Mami telah memikirkan tentang dana pendidikan anak. Mami khawatir kalau kita selalu beli barang-barang di luar budget keuangan keluarga, dampaknya nanti kita nggak punya tabungan untuk anak-anak”.
#2 Tidak Nyaman Membicarakan Keuangan
Beberapa suami merasa risih atau tidak nyaman ketika membicarakan masalah keuangan. Hal ini bisa membuat mereka cenderung menghindar atau tidak terbuka mengenai kondisi keuangan yang sebenarnya.
#3 Menghindari Konflik
Suami mungkin berbohong untuk menghindari konflik atau pertengkaran dengan istri. Ketidakjujuran ini sering terjadi untuk menjaga keharmonisan rumah tangga meskipun sebenarnya berdampak buruk dalam jangka panjang.
[Baca Juga: Tips Pintar Diskusi Keuangan Bareng Suami Untuk Hindari Konflik]
Suami Cenderung Defensif Ketika Ditanya Soal Keuangan
Misalnya, ketika Mami bertanya “tadi pagi papa beli apa saja di supermarket?”. Suami Mami pun menjawab “loh aku cuma beli mentega dan roti, kenapa Mami curiga sampai tanya-tanya begitu?”.
Nah, dari dialog singkat ini sudah tercermin bukan kalau suami Mami sebenarnya menyembunyikan sesuatu? Padahal pertanyaannya sederhana dan tidak merujuk pada maksud negatif.
BincangSyariah.Com – Dalam sebuah rumah tangga, terkadang ada suami yang tidak terbuka kepada istrinya dalam masalah keuangan, bahkan ada juga yang merahasiakan dan berbohong kepada istrinya. Misalnya, suami tidak memberitahu istrinya mengenai besaran gaji atau penghasilannya, atau memberitahu namun berbohong, tidak sesuai faktanya. Sebenarnya, bagaimana hukum suami berbohong dalam masalah keuangan?
Dalam Islam, suami tidak memiliki kewajiban untuk memberitahu istrinya mengenai besaran gaji atau penghasilannya. Yang wajib bagi suami adalah memberi nafkah pada istrinya dengan baik dan layak, baik makanan, pakaian, dan tempat. Selama hal itu sudah dipenuhi suami, maka kewajiban nafkah pada istrinya sudah gugur.
Oleh karena itu, jika suami sudah menafkahi istrinya dengan baik dan layak dari penghasilannya, maka istrinya tidak boleh menuntut suaminya untuk terbuka, transparan mengenai besaran gaji atau penghasilannya.
Menurut para ulama, suami memiliki hak penuh terhadap harta yang didapatkan dari hasil kerjanya. Karena itu, selama suami sudah melaksanakan tanggung jawab nafkah dengan baik dan layak kepada istrinya, maka suami boleh merahasiakan besaran gaji atau penghasilannya dari istrinya atas dasar pertimbangan kemaslahatan dan kebaikan, dan bukan bermaksud untuk menipu.
Misalnya istri terlalu perhitungan dan pelit, lantas suami hampir tak bisa berbagi kebaikan dengan orang tua atau keluarganya yang lain. Dalam hal ini, demi kebaikan, suami boleh merahasiakan keuangan miliknya. Ini boleh dilakukan apabila memang istrinya terlalu posesif terhadap harta suami.
Dalam sebuah hadis disebutkan bahwa di antara kebohongan yang diperbolehkan adalah suami berbohong kepada istrinya, atau sebaliknya, dengan tujuan untuk kemasalahatan dan kebaikan, tentunya termasuk dalam masalah keuangan. Selama tidak berniat menipu, maka boleh bagi suami merahasiakan besaran gaji atau penghasilannya dari istrinya dan istri tidak boleh menuntut suami untuk terbuka dan transparan dalam masalah keuangan.
Hadis tersebut adalah hadis riwayat Imam Abu Dawud dari Ummu Kultsum binti ‘Uqbah bin ‘Abi Mu’aythin, dia pernah mendengar Nabi Saw bersabda;
أَعُدُّهُ كَاذِبًا، الرَّجُلُ يُصْلِحُ بَيْنَ النَّاسِ، يَقُولُ: الْقَوْلَ وَلَا يُرِيدُ بِهِ إِلَّا الْإِصْلَاحَ، وَالرَّجُلُ يَقُولُ: فِي الْحَرْبِ، وَالرَّجُلُ يُحَدِّثُ امْرَأَتَهُ، وَالْمَرْأَةُ تُحَدِّثُ زَوْجَهَا
Tidaklah termasuk bohong; orang (berbohong) untuk mendamaikan di antara manusia, dia mengatakan suatu perkataan yang tidaklah dia maksudkan kecuali hanya untuk mengadakan perdamaian (perbaikan); orang yang berkata (bohong) ketika dalam peperangan; dan seorang suami yang berkata kepada istri dan istri yang berkata kepada suami.
Bunda, kebohongan finansial adalah salah satu yang menyebabkan keretakan rumah tangga. Apa yang menyebabkan suami suka berbohong masalah uang? Bagaimana supaya suami tidak lagi melakukan kebohongan finansial? Baca artikel berikut sampai akhir, Bun.
#4 Kurangnya Transparansi
Tanda-tanda suami tidak jujur bisa terlihat dari kurangnya transparansi dalam hal pendapatan dan pengeluaran. Ini sering kali memicu keributan dalam rumah tangga karena ketidakpercayaan yang tumbuh dari ketidakjujuran tersebut.
Bahaya Suami Tidak Jujur Masalah Keuangan
Dikutip dari smartcaro.org, terdapat survei terbaru kepada hampir 1.000 pasangan yang menikah, bertunangan, atau menjalin hubungan mengatakan hampir 75% dari mereka pernah marah kepada pasangannya ketika mengambil keputusan finansial.
Sebagian besar penyebabnya adalah karena mereka melakukan pembelian yang besar tanpa mendiskusikannya terlebih dahulu.
Adapun keputusan finansial lain yang membuat pasangan kesal ketika berbicara soal keuangan, yaitu menyembunyikan utang, tidak menabung cukup banyak untuk pembelian dengan jumlah besar, dan menghabiskan uang tabungan.
Menurut penulis dan senior konselor keuangan, Larry Burkett mengungkapkan kalau Mami tidak bisa mempunyai hubungan yang sehat kalau Mami tidak bisa berkomunikasi dan sepakat tentang uang. Karena bisa dibilang, uang adalah topik pembicaraan terburuk sekaligus terbaik dalam pernikahan.
So, bahayanya kalau suami tidak jujur masalah keuangan adalah Mami bisa kehilangan kepercayaan pada suami.
Kedua, bisa jadi selalu terjadi konflik dan ketegangan. Masalah lainnya yaitu, kesulitan mengelola keuangan keluarga, terjadi stres dan kecemasan, dan masih banyak lagi.
#5 Buat Sistem Keuangan Bersama
Ciptakan sistem keuangan yang transparan, seperti rekening bersama atau laporan bulanan, untuk menghindari kecurigaan dan meningkatkan kepercayaan.
Akan lebih baik jika Anda mempertimbangkan untuk mendapatkan bantuan profesional. Seorang konselor keuangan dapat membantu Anda berdua memahami masalah keuangan dan bagaimana cara mengatasinya.
Untuk hal ini, Anda bisa konsultasikan dengan saya atau Perencana Keuangan Finansialku lainnya. Hubungi dan buat janji konsultasi melalui nomor WhatsApp 0851 5866 2940.
Suami Tidak Bilang-bilang kalau Ia Punya Utang
Entah mengapa sikap suami Mami akhir-akhir ini berbeda, dari mulai membeli barang mahal favoritnya, menjadi sangat hemat, dan bahkan defensif.
Hingga akhirnya, ada kreditur yang datang ke rumah dan menjelaskan kalau suami Mami mempunyai hutang jutaan ribu rupiah dengan jaminan rumah.
Mami pun menyadari kalau selama ini sebenarnya suami Mami menyembunyikan fakta yang menyakitkan, bahwa ia punya utang.
Yuk, Konsultasi dengan Mami Asuransi!
Apakah Mami masih belum yakin untuk memiliki asuransi? Karena bingung juga harus mulai dari mana?
Mami Asuransi siap untuk membantu Mami menemukan produk asuransi Allianz yang tepat.
Karena Mami Asuransi adalah agen asuransi Allianz yang siap membantu Mami untuk merencanakan masa depan keuangan keluarga.
Lebih daripada fokus ke produk asuransi, Mami Asuransi juga akan memberikan panduan menyeluruh tentang manajemen keuangan yang bisa mendukung kesejahteraan jangka panjang Mami.
Kami siap membantu Mami dalam merencanakan masa depan yang lebih aman, mulai dari segi proteksi maupun stabilitas finansial.
Mulai dari konsultasi awal hingga pelayanan pasca-penjualan, kami pastikan kalau Mami mendapatkan perlindungan yang tepat sesuai dengan situasi Mami.
Di sinilah peran kami, yaitu untuk membuat keputusan keuangan yang rumit menjadi lebih mudah dan relevan dengan hidup Mami.
Jadi, tunggu apalagi? Ayo, segera hubungi Mami Asuransi untuk mendapatkan perlindungan keuangan yang terbaik!
Hubungi Kami Sekarang!
Content Writer yang sudah berpengalaman selama hampir tiga tahun untuk mengoptimasi website bisnis agar muncul di hasil pencarian Google, khususnya seputar asuransi. Memiliki visi-misi tinggi untuk memberikan informasi seputar asuransi jiwa. Mari sayangi keluarga Anda dengan memiliki produk asuransi jidwa bersama Mami Asuransi!
- Saya berumur 26 tahun dan suami saya berumur 27 tahun. Kami sudah menikah selama tiga tahun. Sebelum menikah kami menjalani masa pacaran selama satu tahun. Sebelum menikah saya adalah seorang single parent dengan dua anak.
Keraguan memang sudah saya rasakan di masa pacaran. Saya merasakan kejanggalan karena saat saya meminta diperkenalkan dengan keluarganya, dia selalu beralasan keluarganya di kampung. Sampai saat keluarga saya menanyakan keseriusan dia untuk menikahi saya, keluarga saya meminta dipertemukan dengan keluarganya, tetapi lagi-lagi dia selalu mengelak dengan berbagai alasan. Sampai akhirnya keluarga saya menggertak, barulah dia mencoba menghubungi keluarganya. Ternyata setelah bertemu keluarganya, baru ketahuan kalau suami saya sudah berbulan-bulan tidak pulang kerumah orangtuanya pada saat itu.
Akhirnya kami menikah. Setelah tiga bulan menikah saya mengandung anaknya. Pada saat mengandung empat bulan, suami saya menyatakan bahwa dia sudah keluar dari tempatnya bekerja sejak awal kehamilan saya, mendengar itu rasanya saya sedih sekali karena pada saat itu saya sedang mengandung, akan tetapi saya mencoba terima keadaan. Alhamdulilah saya diterima bekerja di sebuah perusahaan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun sejak bekerja saya selalu mendapat perlakuan kasar dari suami. Saya masih mencoba bertahan demi anak yang sedang saya kandung. Tapi masalah terus bermunculan ketika ada seorang penagih hutang menelpon ke HP saya. Betapa kagetnya saya ketika penagih hutang tersebut menyebutkan bahwa suami telah melimpahkan masalah pembayaran hutangnya kepada saya. Dari sanalah kebohongan-kebohongan suami saya mulai terbongkar, ternyata suami saya adalah pembohong besar. Merasa lelah dengan sikapnya yang acap kali berbohong dan selalu dikasari, keinginan untuk berpisah semakin kuat ketika saya mendapat dukungan dari keluarga, karena jujur keluarga saya juga sudah capek selalu dibohongi oleh suami saya.
Di saat saya menimbang-nimbang keputusan untuk berpisah, saya bertemu dengan seseorang di masa lalu saya, dan jujur sebelum dan selama pernikahan dengan suami saya, saya masih memiliki perasaan kepada orang ini, dan suatu kali saya berdoa untuk dipertemukan lagi dengannya. Dan ternyata doa saya terkabul. Dengan tidak sengaja saya bertemu dengannya di saat perjalanan menuju kantor saya. Perasaan bahagia selalu menyelimuti saya semenjak pertemuan dengannya, karena sejak awal saya mengenal dia, dialah yang selalu memberi semangat untuk saya menjalani kehidupan saya.
Hubungan pertemanan itu disalah artikan oleh suami saya sebagai perselingkuhan. Kabar itu pun terdengar sampai ke mertua saya. Suami saya tega menjelek-jelekan saya di depan mertua saya dan keluarganya. Sekarang saya bingung apa yang harus saya lakukan untuk mengahadapi suami saya, yang tak pernah berubah meskipun sudah saya kasih kesempatan berkali-kali. Saat ini saya juga sudah mulai menjauhi teman lama saya, tapi entah kenapa hati saya berasa terlalu sakit dengan keputusan saya ini. Mohon sarannya ya Mba Ratih.
Setiap rumah tangga memiliki masalah dan konflik yang berbeda-beda. Berdasarkan cerita yang kamu kemukakan, saat ini kamu mengalami masalah finansial (suami tidak bekerja dan berhutang), suami yang tidak jujur, dan kekerasan atau perlakuan kasar dari suami. Apabila memungkinkan, ajaklah suamimu untuk mendiskusikan masalah-masalah ini yang menimbulkan konflik dalam rumah tanggamu.
Utarakan masalah-masalah yang kamu alami tersebut, berikan kesempatan juga pada suami untuk mengemukakan permasalahannya. Kemudian renungkan dan kemukakan perubahan apa yang kalian berdua inginkan dalam hubungan kalian berdua, membina rumah tangga.
Renungkan usaha apa saja yang telah kamu dan suami lakukan selama ini untuk membangun hubungan yang lebih baik. Pilah mana usaha yang berhasil dan mana yang tidak. Fokus pada mencari solusi bagaimana kalian berdua dapat menghasilkan perubahan tersebut. Ungkapkan seluruh pikiran dan perasaanmu atas konflik yang terjadi dengan kepala dingin serta dengarkan pikiran dan perasaan suamimu. Dengan saling terbuka satu sama lainnya, diharapkan kamu dan suamimu dapat menemukan solusi bersama atas permasalahan yang terjadi.
Upayakan agar diskusi untuk menyelesaikan masalah ini benar-benar merupakan diskusi kalian berdua sebagai pasangan yang membina hubungan rumah tangga dengan penuh tanggungjawab. Dengan demikian, keluarga besar dapat menghargai solusi tersebut. Solusi yang dicapai sangat fleksibel sesuai dengan pertimbangan kalian berdua. Kalian dapat memutuskan untuk tetap bersama dengan menyepakati beberapa perubahan dalam perilaku masing-masing. Kalian juga dapat memutuskan untuk berpisah karena tidak ada titik temu dan tidak ada usaha untuk masing-masing berubah, atau tidak ada perubahan dari salah satu pihak.
Namun yang paling terpenting juga adalah bahwa keputusan untuk melanjutkan hubungan dengan suamimu merupakan pilihan hidup kamu dan pertimbangkanlah keputusan tersebut baik-baik, sehingga kamu tidak menyesal nantinya. Jika diperlukan, kamu dan suamimu dapat mengunjungi tenaga profesional, seperti psikolog atau konselor pernikahan untuk mendapatkan pandangan dan solusi yang obyektif mengenai masalah kalian. Mengenai hubungan kamu dengan teman lama kamu, saran saya selesaikanlah terlebih dahulu permasalahan yang kamu alami dengan suami baru, ambil keputusan. Setelah itu baru kemudian berpikir dengan lebih jernih, memutuskan apa yang harus kamu lakukan dalam menyikapi hubungan pertemanan kamu dengan teman lama kamu tersebut. Semoga dapat membantu. Salam hangat Kalista.
Tidak jujur terkait masalah keuangan rumah tangga menjadi salah satu masalah yang sering ditemukan dalam pernikahan. Untuk mengatasi permasalahan ini, ada beberapa ciri-ciri yang perlu Bunda kenali.
Masalah ini dikenal juga dengan sebutan perselingkuhan finansial. Ini adalah pelanggaran kepercayaan dalam suatu hubungan di mana salah satu pasangan menyembunyikan informasi keuangan atau mengambil tindakan keuangan tanpa sepengetahuan atau persetujuan pasangannya.
Perselingkuhan finansial dapat menimbulkan ketegangan dan kesulitan dalam rumah tangga yang berujung pada perpisahan. Lantas, bagaimana ciri-ciri pasangan yang berbohong masalah keuangan keluarga?