Bahasa Arab Pejuang Surga

Bahasa Arab Pejuang Surga

Keutamaan Bahasa Arab

Dikutip dari buku Khazanah Bahasa Arab: Sebuah Tinjauan Bahasa Arab dari Berbagai Dimensi dan Sudut Pandang oleh Muhammad Farih, berikut keutamaan bahasa Arab:

Termasuk Rumpun Bahasa Semit

Dikemukakan oleh Schlazer, seorang tokoh orientalis. Teori itu diambil dari tabel pembagian bangsa-bangsa di dunia yang terdapat dalam kitab Perjanjian Lama.

Tabel tersebut menggambarkan bahwa setelah banjir Nabi Nuh AS, semua bangsa di dunia berasal dari tiga orang putra Nabi Nuh AS, yaitu Syam, Ham, dan Yafis. Nama Semit diambil dari nama Syam, yaitu putra Nabi Nuh AS yang tertua. Sayangnya teori ini juga kurang kuat karena dalam Perjanjian Lama hanya membagi bangsa berdasarkan pertimbangan politik dan geografis, tidak membahas bahasa.

Bahasa Nabi Muhammad

Bahasa Arab adalah bahasa yang paling dicintai Nabi Muhammad karena merupakan bahasa pertama yang diucapkan lidahnya, termasuk pula wahyu yang diterimanya dari Jibril yang turun dalam bahasa Arab. Tentu ini merupakan kemuliaan yang diberikan Allah pada bahasa Arab.

Salah satu fungsi bahasa adalah sebagai identitas. Dalam berkomunikasi, bahasa menunjukkan siapa yang berbicara.

Dalam hal ini, bahasa Arab tidak hanya menunjukkan identitas orang Arab, tetapi Muslim pada umumnya pasti juga menggunakan bahasa Arab untuk hal tertentu, misalnya dalam berdoa atau mengekspresikan suatu peristiwa.

Ketika menjadi guru maka hendaklah menjadi guru yang nyantri. Ketika menjadi pengusaha maka hendaklah menjadi pengusaha yang nyantri. Ketika menjadi pejabat maka hendaklah menjadi pejabat yang nyantri.

Indonesia adalah negara majemuk yang terdiri dari beberapa agama, namun secara kuantitas didominasi oleh umat Islam. Dalam laman www.kumparan.com/kumparannews, Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri (Dirjen Dukcapil Kemendagri) RI merilis populasi umat Islam di Indonesia pada semester pertama tahun 2024 berjumlah 245.973.915 jiwa, artinya jumlah ini setara dengan 87,08% dari total penduduk Indonesia yang berjumlah 282.477.584 jiwa.

Rilis tersebut disampaikan Dirjen Dukcapil Kemendagri Drs. H. Teguh Setyabudi, M.Pd, di Hotel Borobudur Jakarta pada Rabu, 7 Agustus 2024.

Sebagai umat mayoritas, muslim Indonesia tentu mengenal model pendidikan ke-pesantren-an, karena tidak sedikit penduduk muslim Indonesia pernah belajar ilmu agama Islam di pondok pesantren yang “melahirkan” kata santri. Kondisi tersebut menandakan bahwa santri bukan merupakan kata yang asing karena orang yang belajar di pondok pesantren disebut dengan santri.

Secara sosiokultural, masyarakat memandang santri adalah orang yang sedang menuntut ilmu agama Islam di pondok pesantren. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata santri memiliki dua makna, yakni: (1) orang yang belajar agama Islam; dan (2) orang yang beribadah dengan sungguh-sungguh atau orang saleh.

Menurut pandangan cendikiawan muslim Prof. Dr. Nurcholish Madjid, MA yang akrab disapa Cak Nur dalam bukunya Bilik-Bilik Pesantren hal. 21-22 bahwa asal muasal perkataan santri itu ada (sekurang-kurangnya) dua pendapat yang bisa dijadikan acuan.

Pertama, adalah pendapat yang mengatakan bahwa santri itu berasal dari perkataan sastri yang merupakan sebuah kata dari bahasa Sansakerta artinya melek huruf (bisa membaca). Ini menandakan ketika itu pengetahuan santri tentang agama melalui kitab-kitab bertulisan dan berbahasa Arab sehingga santri menjadi faham agama melalui kitab-kitab tersebut atau setidaknya santri itu bisa membaca al-Qur’an yang dengan sendirinya membawa pada sikap lebih serius dalam memandang agamanya.

Kedua, adalah pendapat yang mengatakan bahwa perkataan santri sesungguhnya berasal dari bahasa Jawa, persisnya dari kata cantrik yang artinya seseorang yang selalu mengikuti seorang guru kemana guru nya pergi menetap, tentunya dengan tujuan dapat belajar darinya mengenai suatu keahlian.

Dalam laman www.tirto.id/sejarah-santri, Rais ‘Aam PBNU 2015-2020 Prof. Dr. (H.C) KH. Ma’ruf Amin menjelaskan kata santri secara lebih luas yaitu orang-orang yang meneladani para kiai, orang-orang yang ikut kiai, apakah dia belajar di pesantren ataupun tidak tapi ikut kegiatan kiai, manut (patuh) kepada kiai.

Kemudian Ketua Umum PBNU 2010-2021 Prof. Dr. KH. Said Aqil Siradj, MA mendefinisikan santri sebagai umat yang menerima ajaran-ajaran Islam dari para kiai. Para kiai itu belajar Islam dari guru-gurunya yang terhubung sampai kepada Nabi Muhammad SAW. Santri itu menerima Islam dan menyebarkannya dengan pendekatan budaya yang berahlaqul karimah, bergaul dengan baik antar sesama.

Santri Adalah Figur Kesalehan

Acapkali santri dipandang sebagai orang yang saleh, karena memang aktivitas kesehariannya berada dalam lingkungan pondok pesantren. Pola pembelajarannya adalah, di antaranya, dengan mengkaji (mengaji) berbagai literatur agama Islam dalam kitab-kitab klasik (kitab kuning), al-Qur’an serta sangat erat kaitannya dengan penggemblengan religius (beribadah) dan akhlaqul karimah yang dilakukan oleh figur sentral yaitu seorang kiai, pun diajarkan kesederhanaan, kemandirian, kedisiplinan, kepemimpinan, kewirausahaan dan tanggung jawab.

Sehingga wajar jika santri dipandang sebagai figur orang yang saleh, patuh, santun dan islami bahkan dipandang cakap dalam berda’wah atau mengisi pengajian ketika berada di lingkungan masyarakat. Bahkan diajarkan pula tentang keseimbangan hidup dunia dan akhirat agar ketika santri kelak berada dalam realitas kehidupan yang sebenarnya di manapun berada maka tetap menjadi santri.

Ketika menjadi guru maka hendaklah menjadi guru yang nyantri. Ketika menjadi pengusaha maka hendaklah menjadi pengusaha yang nyantri. Ketika menjadi pejabat maka hendaklah menjadi pejabat yang nyantri, dan seterusnya yang berkaitan dengan profesi positif (yang baik) agar karakter santri yang religius dan berakhlaqul karimah tetap melekat di manapun, kapanpun dan dalam kondisi apapun.

Santri Meniti Jalan Menuju Surga

Setiap orang tua menginginkan putra-putrinya menjadi anak yang saleh-salihah sehingga banyak orang tua menginginkan putra-putrinya dapat belajar di pondok pesantren sambil mengenyam pendidikan formal di sekolah atau madrasah. Hal itu sangat wajar karena dalam padangan Islam bahwa semua amal anak Adam (manusia) akan terputus ketika meninggal dunia, kecuali di antaranya adalah adanya anak saleh dan salihah yang senantiasa mendoakan kedua orang tuanya.

Pada dasarnya, santri yang tetap bertahan menuntut ilmu di pondok pesantren merupakan ladang amal untuk diri santri dan untuk kedua orangtuanya menuju kebahagiaan di dunia maupun di akhirat kelak. Bahkan keberadaan santri dalam menuntut ilmu dengan niat ikhlas lillahi ta’ala di pondok pesantren dan atau sekolah/madrasah pada hakikatnya santri tersebut sedang Allah SWT permudah jalan menuju surga-Nya. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda:

مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ لَهُ طَرِيْقًا اِلَى اْلجَنَّةِ (رواه مسلم)

Artinya: “Barang siapa yang menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu, Allah SWT akan mudahkan baginya jalan ke surga.” (HR. Muslim)

Santri Adalah Pejuang Kemerdekaan RI

Ditetapkannya tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional setiap tahunnya (sejak 22 Oktober 2015 oleh Presiden RI Bapak Ir. H. Joko Widodo) menandakan bahwa kiprah santri dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari kebiadaban penjajah adalah harga mati.

Resolusi jihad adalah bukti nyata atas perlawanan kiai beserta santri melawan penjajah demi kedaulatan NKRI. Maka tugas santri hari ini adalah sami’na wa atho’na pada kiai, ta’zim pada guru, memuliakan kedua orang tua, saling menjaga antar santri dan berbuat baik pada orang lain dengan mengedepankan nilai-nilai Islam dan akhlaqul karimah sesuai visi misi Yayasan Pendidikan Islam Al-Fathimiyah.

Wallahu a’lam bishshawab

الرِّيَاضِيَّةُ Matematika 1. Berhitung : عِلْمُ الْحِسَابِ 2. Tambah : زَائِدٌ / جَمْعٌ 3. Kurang (dikurangi) : (طَرْحٌ (يُطْرَحُ مِنْ 4. Kali : ضَرْبٌ 5. Bagi : قِسْمَةٌ 📚 Contoh Kalimat 📚 1. Mari kita belajar berhitung هَيَّا نَتَعَلَّمُ عِلْمَ الْحِسَابِ 2. Satu tambah satu sama dengan dua وَاحِدٌ زَائِدٌ وَاحِدٌ يُسَاوِيْ اِثْنَيْنِ 3. Lima dikurangi dua sama dengan tiga خَمْسَةٌ يُطْرَحُ مِنْهَا اِثْنَانِ فَحَاصِلُهُ ثَلَاثَةٌ 4. Kami menghafal tabel perkalian dari 1 sampai 10 نَحْفَظُ جَدْوَلَ الضَّرْبِ مِنْ وَاحِدٍ إِلَى عَشْرَةٍ 5. Pada pelajaran matematika kami belajar pembagian دَرَسْنَا الْقِسْمَةَ فِي مَادَّةِ الرِّيَاضِيَّةِ

Pasca satu bulan mahasiswa baru angkatan 2023 Prodi BSA menjalani kuliah, tepatnya pada tanggal 12 -13 Oktober 2023, di Omahe Si Mbok Pentingsari, Program Studi Bahasa dan Sastra Arab berkolaborasi dengan Himpunan Mahasiswa Program Studi Bahasa dan Sastra Arab dalam Read more

0%0% found this document useful, Mark this document as useful

0%0% found this document not useful, Mark this document as not useful

Address Jl. Ringroad Selatan, Kragilan, Tamanan, Banguntapan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55191

Hours Monday—Saturday: 8:00AM–4:00PM

Wir verwenden Cookies und Daten, um

Wenn Sie „Alle akzeptieren“ auswählen, verwenden wir Cookies und Daten auch, um

Wenn Sie „Alle ablehnen“ auswählen, verwenden wir Cookies nicht für diese zusätzlichen Zwecke.

Nicht personalisierte Inhalte und Werbung werden u. a. von Inhalten, die Sie sich gerade ansehen, und Ihrem Standort beeinflusst (welche Werbung Sie sehen, basiert auf Ihrem ungefähren Standort). Personalisierte Inhalte und Werbung können auch Videoempfehlungen, eine individuelle YouTube-Startseite und individuelle Werbung enthalten, die auf früheren Aktivitäten wie auf YouTube angesehenen Videos und Suchanfragen auf YouTube beruhen. Sofern relevant, verwenden wir Cookies und Daten außerdem, um Inhalte und Werbung altersgerecht zu gestalten.

Wählen Sie „Weitere Optionen“ aus, um sich zusätzliche Informationen anzusehen, einschließlich Details zum Verwalten Ihrer Datenschutzeinstellungen. Sie können auch jederzeit g.co/privacytools besuchen.

Wir verwenden Cookies und Daten, um

Wenn Sie „Alle akzeptieren“ auswählen, verwenden wir Cookies und Daten auch, um

Wenn Sie „Alle ablehnen“ auswählen, verwenden wir Cookies nicht für diese zusätzlichen Zwecke.

Nicht personalisierte Inhalte und Werbung werden u. a. von Inhalten, die Sie sich gerade ansehen, und Ihrem Standort beeinflusst (welche Werbung Sie sehen, basiert auf Ihrem ungefähren Standort). Personalisierte Inhalte und Werbung können auch Videoempfehlungen, eine individuelle YouTube-Startseite und individuelle Werbung enthalten, die auf früheren Aktivitäten wie auf YouTube angesehenen Videos und Suchanfragen auf YouTube beruhen. Sofern relevant, verwenden wir Cookies und Daten außerdem, um Inhalte und Werbung altersgerecht zu gestalten.

Wählen Sie „Weitere Optionen“ aus, um sich zusätzliche Informationen anzusehen, einschließlich Details zum Verwalten Ihrer Datenschutzeinstellungen. Sie können auch jederzeit g.co/privacytools besuchen.

Termasuk Bahasa Universal

Bahasa Arab termasuk bahasa universal. Tanda keuniversalan bahasa Arab antara lain adalah sebagai berikut:

Memiliki kosakata yang lengkap. Banyak kata dalam bahasa Arab yang tidak memiliki padanan dengan bahasa lain.Memiliki kata mutiara dan peribahasa.Menjadi bahasa ekonomi, karena kekuatan ekonomi bangsa Arab membuat banyak negara harus menggunakan bahasa Arab.

Bahasa Arab adalah bahasa Al-Qur'an, sehingga belajar bahasa Arab menjadi salah satu yang utama bagi umat Islam. Bahasa Al-Qur'an tak akan mungkin berubah karena Allah sendiri yang berjanji untuk memeliharanya.

Al-Qur'an dan hadits menggambarkan tentang kehidupan di surga. Ada beberapa pendapat yang mengatakan bahwa penduduk surga berkomunikasi dengan bahasa Arab. Benarkah?

Kombinasi Bahasa Kuno

Bahasa Arab adalah bahasa yang sangat kaya ragam. Bahasa Arab memiliki hubungan dan percampuran dengan bahasa-bahasa kuno non-Arab.

Hampir semua sejarawan sepakat bahwa bahasa Arab yang ada saat ini , pertama kali diucapkan oleh Ya'rub bin Faligh bin Qathan. Adapun bahasa nenek moyang Ya'rub bin Faligh bin Qahthan adalah bahasa Siryani (dari Abir hingga Syam bin Nuh AS). Teori inilah yang banyak disepakati oleh sejarawan mengenai sejarah munculnya bahasa Arab.

Bahasa Nabi Adam AS

Bahasa Arab termasuk salah satu bahasa tertua di dunia.

Manusia pertama yang melafalkan bahasa Arab adalah Nabi Adam AS. Sebelum Nabi Adam AS diturunkan ke Bumi, ia adalah penduduk surga.

Kemudian anak cucu Nabi Adam juga menggunakan bahasa Arab dalam berkomunikasi. Sayangnya teori ini kurang populer di kalangan ahli bahasa karena tidak ada bukti ilmiah yang menyebutkan bahwa Nabi Adam AS menggunakan bahasa Arab.

Asal Usul Bahasa Arab

Merangkum buku Sejarah Peradaban Islam Terlengkap karya Rizem Aizid disebutkan beberapa keistimewaan bahasa Arab. Bahasa Arab merupakan bahasa yang istimewa.

Bahasa Arab digunakan Allah SWT untuk berbicara kepada umat manusia lewat Al-Qur'an. Padahal Al-Qur'an merupakan kitab yang bukan hanya ditujukan kepada bangsa Arab melainkan kepada umat manusia di seluruh dunia sepanjang masa.

Bahasa Penduduk Surga

Diriwayatkan oleh Thabrani, Nabi Muhammad SAW bersabda "Aku mencintai Arab karena tiga hal. Karena aku orang Arab, Alquran berbahasa Arab dan Bahasa Arab adalah bahasa surga."

Dalam buku Inilah Surga oleh Ibnu Qayyim Al-Jauziyah dan Ibnu Abi Dunya, disebutkan Harun bin Sufyan menuturkan, Muhammad bin Umar mengabarkan kepada kami, Abdurrahman bin Abdil Aziz mengabarkan kepada kami, ia berkata, "Aku bertanya kepada Az Zuhri tentang bahasa para penduduk surga. Ia menjawab, "Telah sampai kabar kepadaku bahwa bahasa penduduk surga adalah bahasa Arab."

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meskipun demikian, Ibnu Taimiyah dalam Majmu Fatawa, mengatakan tidak ada keterangan dari hadits atau nash Al-Qur'an tentang bahasa surga dan neraka.

Dalam Musnad Firdaus ad-Dalimi, riwayat tentang bahasa Arab yang tertinggi derajatnya hanya sampai mauquf ke Umar bin Khattab.

Dikatakan bahwa "Pelajarilah Bahasa Arab karena ia adalah separuh dari agamamu." Artinya, memang dianjurkan agar umat Islam tetap mempelajari bahasa Arab.